Pages

Selasa, 03 Januari 2012

Tuhan Memang Adil..

Di salah satu sekolah terkenal di Tangerang yaitu, Sekolah Bonavita, dimana ada seorang anak yang bersekolah. Dia bernama Ricky, Ricky tergolong anak yang pandai, baik itu dalam pelajaran, olahraga, dan computer, namun disisi lain Ricky sendiri belum pernah merasakan pacaran mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga sekarang sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Kejurusan (SMK). Di Sekolah Bonavita sendiri banyak cewek-cewek cantiknya, apa lagi di jurusan Ricky, jurusan Multimedia.

Suatu pagi di kelas XII MM 3, Wali Kelas Ricky yang bernama Pak Irfan, “anak-anak, kita ada murid baru, namanya Sella.” “Sella silakan masuk dan perkenalkan diri”, ujar Pak Irfan. Sella, “hai teman-teman, nama saya Sella, saya pindahan dari Medan”. Kontan anak-anak cowo terkejut semua, karena rupa Sella yang cantik. “Boleh minta nomor handhonenya ngga?” cetus Stanley. “Maaf, ngga bisa”, jawab Sella. Ricky pun mulai jatuh cinta terhadap Sella. Mei yang saat itu tergolong anak pintar, dan dia duduk sendiri dikelas, Sella pun duduk di sebelah dia. Kriing..kriing… bunyi bel tanda waktu istirahat. Karena Sella baru di Sekolah itu, dia pun minta dianterin Mei untuk makan dikantin.
“Mei, temenin gue ke kantin yuk, laper nih”, ucap Sella sambil memegang tangan Mei.
Saat di kantin. “Sell, boleh kenalan, kan?” ucap Stanley. Sella pun memberi respon yang baik. “Boleh kok”, ucap Sella dengan nada malu-malu. “Gue Stanley, tar pulang mau bareng ngga?”, ucap Stanley. Namun, Sella menolaknya. Ricky yang dari jauh melihat kejadian itu merasa ngga suka dengan sikap Stanley, Ricky tau kalau Stanley itu Playboy.

Lama kelamaan Stanley menjadi akrab dengan Sella. Dan, disisi lain Ricky masih malu untuk berkenalan dengan Sella. Hingga akhirnya dia minta bantuan pada Mei, karena Mei adalah teman cewek Sella yang akrab dikelas. Mei yang dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), sudah suka sama Ricky dengan tidak ikhlasnya membantu dia untuk kenalan sama Sella.

Setelah Ricky berhasil kenalan dengan Sella, Ricky berusaha mendapatkan hatinya Sella. Mulai dari buat tugasnya, hingga menolongnya saat Ulangan. Hingga suatu hari Ricky mendapat kabar buruk, bahwa Sella dan Stanley telah jadian. Hati Ricky pun hancur, apa lagi saat itu mau Ujian Nasional (UN), dan membuat drop Ricky.
Namun, Ricky tetap berani mendekatkan Sella dan Stanley tak tau. Kemudian ada tragedi yang hamper buat Ricky meninggal. Saat itu Sella sedang asik menelpon, dan akan menyebrang jalan, Sella tidak lihat kiri atau kanan dan ada Bis yang lewat dengan cepatnya, Ricky yang saat itu berada di dekat situ, segera berlari dan mendorong tubuh Sella. Sella pun tak jadi ditabrak, namun Ricky yang kena. Ricky pun di bawa ke rumah sakit. Orang tua Ricky pun kaget dan segera menuju ke Rumah Sakit.

Ricky mengalami proses operasi, namun apa diduga, akibat dari kecelakaan itu kaki Ricky harus di operasi, dan Ricky menjadi cacat dan harus menggunakan kursi roda untuk berjalan. Sella pun merasa bersalah atas kejadian itu. Dan semenjak kejadian itu Sella selalu dekat dengan Ricky lantaran merasa bersalah. Namun, kedekatan Sella hanya sebentar saja, setelah itu Mei lah yang selalu dekat dengan Ricky.

Lalu Mei tidak masuk selama dua minggu, apa lagi saat itu mau UN. Ricky pun cemas dan menelpon Mei. “Tuut..tuut…. Hallo, Mei kok ngga masuk-masuk sekolah, bu?”, ucap Ricky dengan batin cemas. “Maaf, Mei sedang bersiap menjalani operasi ginjal”, ucap ibu Mei. “Hah, yang benar bu?”, jaawab Ricky dengan kagetnya. “Iya de Ricky, tapi saat ini masih belum dapat pendonor ginjalnya”, ucap Ibu Mei. Setelah perbincangan itu, Ricky merasa kasihan dengan Mei dan berniat memberi satu ginjalnya untuk Mei. Ricky pun dating ke Rumah Sakit tempat Mei dirawat dan menemui orang tua Mei. “Bu, saya mau kok menjadi donor Ginjal buat Mei”, ujar Ricky dengan nada serius. “Tapi kamu mau memberi satu ginjal kamu buat Mei?”, jawab Ibu Mei. “Saya mau bu, tubuh saya sehat, pasti ngga apa-apa buat saya”, jawab Ricky. Lalu, proses operasi Donor Ginjal pun berjalan. Operasi pun selesai dan sukses, Mei kembali sehat. Mei tidak tahu jika yang mendonorkan ginjalnya itu Ricky, dia baru tahu setelah mengetahui Ricky sering check up ke dokter buat memeriksa kesehatan ginjalnya.
Mei yang tahu akan hal itu menjadi sedih dan membuatnya tambah suka dengan Ricky. “Rick, lo donorin ginjal lo buat gue kan?”, ujar Mei. “Ngga kok Mei”, jawab Ricky dengan gugup. “Udah ngaku aja?”, kata Mei dengan nada tinggi. “Iya Mei, gue jujur, gw nyumbangin ginjal gue buat lo”, jawab Ricky. Mei pun tak kuat menahan air matanya. “Kenapa lo lakuin itu?”, kata Mei. Ricky hanya terdiam, kemudian memegang tangan Mei dan berkata, “Gue sadar, cuma lo yang selalu ada buat gue, di saat dan sebelum gue jadi cacat gini, cuma u yang selalu ada, ngga kaya Sella, dan gue suka lo Mei.” Mendenar kata-kata itu Mei hanya menangis dan berkata, “Gue juga suka lo Rick, dan tuhan memang adil.”

Kisah Batu Koral dan Berlian

“Ah, dasar manusia, bisanya hanya melempar diriku saja, emang dikira tidak sakit apa,” gumam sebuah batu koral kecil, yang dilempar ke jalan. Nampak dari seberang jalan, seorang wanita yang sangat cantik menyebrang jalan ke ara batu koral tersebut. Wanita tersebut sangat cantik, pakaiannya yang berkelap kelip memantulkan cahaya matahari, ditambah jari manisnya yang dihiasi oleh sebuah cincin berlian, lengkap sudah keindahan yang dipancarkan oleh gadis tersebut. “Wah, andai aku seindah berlian, bisa duduk di jari manis gadis tersebut, tidak dilempar ke sana kemari,” ucap batu koral tersebut dengan sedih. Wanita tersebut lewat dihadapan batu koral tersebut. “Hahahhaha…. Itu sudah nasib mu batu koral, meskipun kau di gosok hingga seribu tahun pun tak akan bisa menjadi indah seperti aku,” ucap berlian dengan sombongnya.
Wanita tersebut pun berlalu, nampak kesedihan terlukis di wajah batu koral kecil, dia merasa hidupnya tidak ada gunanya sama sekali, hanya dilempar ke sana ke mari.
Panasnya matahari di siang itu membuat tukang bakso yang lewat beristirahat di dekat pohon, karena tidak ada alat untuk mengganjal roda gerobaknya, dia menggunakan batu koral kecil tersebut. “Ahh… sial sekali aku hari ini, sudah dilempar, dipakai pula untuk mengganjal roda gerobak. Setelah ini apa lagi?’ gerutu batu koral kecil kesal.
Setelah usai dijadikan ganjalan roda gerobak, dirinya di tending-tendang oleh dua orang anak kecil. Seperti bola yang oper kesana kemari, hingga anak tersebut menghentikan menendang batu koral tersebut di depan sebuah rumah yang sedang di bangun.
Dilihar tidak jauh dari batu koral tesebut terdapat tumpukan batu koral lainnya, kemudian batu koral tersebut bertanya. “Hei kawan, sedang apa kalian di sini?” tanya batu koral tersebut dengan polosnya. Salah satu dari mereka menjawab, “kami sedang di aduk dengan semen untuk membangun rumah tersebut, karena kamilah yang membuat rumah tersebut kokoh.” Batu koral kecil tersebut akhirnya sadar, bahwa kini dirinya berguna bahkan lebih berguna dari berlian, walaupun tak seindah berlian namun dirinya sangat berguna yaitu untuk membangun rumah.
Jangan berfikir bahwa diri anda itu tidak berguna seperti orang lain, yang sebenarnya kemampuan setiap orang itu berbeda. Anda tidak bisa mengalahkan Lionel Messi dalam bermain bola, tapi anda bisa mengalahkan dia dalam hal lain.